Perbedaan Langue dan Parole
Langue
- Produk
sosial dari kelompok masyarakat.
- Pasif
(tidak berubah-ubah).
- Abstrak ð
Berasal dari otak, tidak terlihat tetapi ketika dikeluarkan menjadi sebuah
produk.
Parole
- Individual,
bervariasi, dan berubah-ubah.
- Aktif.
- Konkret.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian langue
dan parole di bawah ini.
Langue merupakan bahasa sebagai objek sosial yang murni dan
dengan demikian keberadaannya diluar individu, sebagai seperangkat
konvensi-konvensi sistemik yang berperan penting dalam komunikasi. Langue
merupakan sistem sosial yang otonom, yang tidak bergantung kepada
materi-tanda-tanda pembentuknya. Sebagai sebuah institusi sosial, langue bukan
sama sekali sebuah tindakan dan tidak bisa pula dirancang atau diciptakan atau
diubah secara pribadi, karena pada hakikatnya langue merupakan kontrak kolektif
yang sungguh-sungguh harus dipatuhi bila kita ingin berkomunikasi, singkat kata
langue adalah bahasa dalam wujudnya sebagai suatu sistem.
Disamping sebagai sebuah institusi sosial, langue juga
sekaligus merupakan sistem nilai. Bila sebagai suatu sistem sosial, langue pada
dasarnya merupakan kontrak kolektif yang harus diterima secara menyeluruh bila
kita hendak berkomunikasi. Karena demikian, langue tersusun atas sejumlah
elemen yang sekaligus ekuivalen dari kuantitas benda-benda dan terma-terma yang
berfungsi lebih luas didalam sebuah tatanan referenssial. Dipandang dari sisi
ini, sebuah tanda dapat diumpamakan seperti keping uang logam (koin) yang
bernilai sejumlah barang tertentu-sehingga dengan demikian dapat dibelanjakan-
tetapi juga memiliki nilai dalam kaitannya dengan koin-koin yang lain.
Berkebalikan dengan langue, parole merupakan bagian dari
bahasa yang sepenuhnya individual. Parole dapat dipandang, pertama-tama,
sebagai kombinasi yang memungkinkan subjek (penutur) sanggup menggunakan kode
bahasa untuk mengungkapkan pikiran pribadinya. Disamping itu, ia juga dapat
dipandang sebagai mekanisme psiko-fisik yang memungkinkan subjek menampilkan
kombinasi tadi. Aspek kombinatif ini mengimplikasikan bahwa parole tersusun
dari tanda-tanda yang identik dan senantiasa berulang. Karena merupakan
aktivitas kombinatif maka parole terkait dengan penggunaan indifidu dan bukan
semata-mata bentuk kreasi. Singkatnya, parole merupakan penggunaan aktual
bahasa sebagai tindakan individu-individu.
Langue adalah cabang linguistik yang menaruh perhatian pada
tanda-tanda (sign) bahasa atau ada pula yang menyebutnya sebagai kode-kode
(code) bahasa. Termasuk dalam tanda bahasa atau kode ini adalah apa yang oleh
para ahli disebut fonem, yaitu satuan bunyi terkecil yang berfungsi untuk
membedakan arti. Misalnya dalam bahasa Arab dikenal kata “ ولد “ yang artinya berbeda
dengan kata “ بلد “,
karena yang diletakkan di awal kata adalah fonem / وَ
/ dan bukan fonem / بَ /. Selain itu, termasuk
dalam tanda bahasa juga apa yang disebut dengan morfem, yaitu satuan bentuk
bahasa terkecil yang mempunyai makna relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil.
Keterkaitan antara Langue dan Parole
Langue adalah istilah kedua dari konsep de Saussure setelah
langage. Langue adalah sebuah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh
sekelompok anggota masyarakat tertentu untuk berkomunikasi dan berinteraksi
dengan sesamanya. Langue mengacu pada satu sistem lambang bunyi tertentu yang
jika dipadankan dengan bahasa dalam bentuk kalimat “Joni belajar bahasa Arab,
sementara Taufik belajar bahasa Sunda”. Sebagaimana langage, langue juga punya
pola, keteraturan, atau kaidah-kaidah yang dimiliki manusia, akan tetapi
kaidah-kaidah itu bersifat abstrak alias tidak nyata-nyata digunakan.
Jika istilah langage dan langue bersifat abstrak, maka
istilah yang ketiga dari konsep Saussure tentang bahasa yaitu Parole itu
bersifat konkret. Karena parole itu merupakan pelaksanaan dari langue dalam
bentuk ujaran/tuturan yang dilakukan oleh anggota masyarakat di dalam
berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam bahasa Indonesia bisa
dipadankan dengan bahasa dalam kalimat “ Kalau Kiayi Abd Wafi pidato, bahasanya
penuh dengan kata demikian”. Jadi parole itu bersifat nyata, dan dapat diamati
secara empiris.
Pembagian tersebut kemudian dengan sendirinya memunculkan
sestem pertalian yang tidak dapat terlepas lagi antara individu sebagai pihak
pengujar dan bahasa sebagai tempat bersemayamnya jutaan tanda yang siap diambil
oleh individu dalam berkomunikasi, sehingga kemudian Saussure menyebutnya
dengan sistem arbitrary bahasa (kesewenang-wenangan bahasa), yakni keadaan
dimana bahasa menjadi hakim bagi tiap-tiap individu yang akan mewajibkan kepada
siapa saja yang akan berkomunikasi untuk memilih salah satu diantaranya sebagai
tanda yang mewakili pikirannya, dan tidak ada pilihan lain selain tanda-tanda
tersebut.
Jadi, kesimpulannya adalah keterkaitan langue dan parole
terletak pada langue adalah suatu satu sistem lambang bunyi tertentu yang jika
dipadankan dengan bahasa dalam bentuk kalimat sedangkan parole adalah
pelaksanaan dari langue dalam bentuk ujaran/tuturan yang dilakukan oleh anggota
masyarakat di dalam berinteraksi atau berkomunikasi dengan sesamanya.
Sumber:
http://www.faceilmu.com/index.php?p=blogs/viewstory/122
Perbedaan antara Kompetensi dan performansi
Noam Chomsky membedakan kompetensi dan performansi, yaitu :
kompetensi adalah pengetahuan penutur–pendengar mengenai bahasanya. Sedangkan
performansi adalah pelaksanaan berbahasa dalam bentuk menerbitkan
kalimat-kalimat dalam keadaan yang nyata.
Sedangkan keterkaitan antara kompetensi dan performansi
terletak pada:
Kompetensi kebahasaan, merupakan istilah yang dipopulerkan
oleh Chomsky (1965). Dalam hal ini kompetensi mengacu pada pengetahuan
gramatika. Pembicara-pendengar yang ideal dalam suatu masyarakat yang homogen
mengetahui dan menguasai kaidah-kaidah gramatika bahasanya sedangkan
performansi adalah aktualisasi dari kompetensi kebahasaan tersebut. Contohnya dalam pengajaran, kita memiliki
asumsi bahwa pembelajar memproses kompetensi tertentu dan kompetensi ini dapat
diukur dan diteliti dengan cara mengamati performansi. Cara ini umumnya disebut
tes atau ujian.
Dalam linguistik,
kompetensi mengacu pada pengetahuan sistem kebahasaan, kaidah-kaidah
kebahasaan, kosakata, unsur-unsur kebahasaan, dan bagaimana unsur-unsur itu
dirangkaikan, sehingga dapat menjadi kalimat yang memiliki arti. Performansi
merupakan produksi secara nyata seperti berbicara, menulis dan juga komprehensi
seperti menyimak dan membaca pada peristiwa-peristiwa ahli bahasa.
Tapi dalam kenyataan yang aktual, performansi itu tidak
sepenuhnya mencerminkan kompetensi kebahasaan. Dikemukakan oleh Chomsky bahwa
dalam pemakaian bahasa secara konkret banyak ditemukan penyimpangan kaidah,
kekeliruan, namun semua itu masih dapat dipahami oleh pembicara-pendengar
karena mereka mempunyai kompetensi kebahasaan.
Sumber:
http://juprimalino.blogspot.com/2011/12/fase-perkembangan-teori-linguistik.html
http://move14.wordpress.com/2008/09/12/kompetensi-dan-performansi-dalam-pendekatan-komunikatif
Perbedaan Struktur Luar dan Struktur Dalam
Struktur luar adalah susunan kalimat atau himpunan kalimat
suatu teks atau bagian teks yang akan dibaca atau didengar. Pendek kata,
struktur luar sama dengan struktur yang tersurat sebagaimana yang tersaji dalam
kondisi siap-pakai, siap-baca.
Sedangkan struktur dalam dapat disebut sebagai struktur
tersirat. Struktur dalam belum mengalami proses lebih lanjut dalam
perumusannya. Untuk mudahnya, dapat dikatakan bahwa struktur dalam berhubungan
dengan isi.
Kaitan Antara Struktur Luar dan Struktur Dalam
Sebagaimana kita ketahui, bahasa memiliki struktur ganda
yang dinamakan struktur dalam atau struktur batin (deep structure) dan struktur
luar atau disebut juga struktur lahir (surface structure). Dalam banyak hal
kedua struktur ini memang menyatu sehingga tidak tampak adanya perbedaan.
Terkadang antara struktur luar dan struktur dalam adalah sama namun dalam
banyak hal yang lain ada satu struktur luar yang sebenarnya memiliki dua
struktur lahir yang berbeda. Dalam contoh bahasa inggris berikut
(9) The shooting of the hunter was terrible
Kita hanya melihat adanya satu struktur luar. Akan tetapi,
satu kalimat ini memiliki dua struktur dalam yang berbeda. Karena itu, maknanya
pun ganda pula, yakni:
(9a) The hunter shot someone and the way he did it was very
bad.
(9b) Someone shot the hunter and this action was very bad.
Di sini tampak bahwa dua makna yang terkandung pada (9) disebabkan
oleh adanya dua struktur dalam yang berbeda seperti terlihat pada (9a-b).
Tidak mustahil pula adanya dua struktur luar yang sama,
tetapi sebenarnya mewakili dua unsur yang berbeda. Sebaliknya, bisa terjadi
pula adanya dua kalimat struktur luarnya berbeda tetapi struktur dalamnya sama.
Dari gambaran di atas dapatlah disimpulkan pengertian
mengenai struktur batin versus struktur lahir: (a) satu kalimat dapat memiliki
struktur dalam dan struktur luar yang sama, (b) satu kalimat dapat memiliki dua
struktur dalam yang berbeda, (c) dua kalimat yang tampak memiliki struktur luar
yang sama ternyata dapat memiliki dua struktur dalam yang berbeda, (d) dua
kalimat yang memiliki dua struktur luar yang berbeda ternyata dapat memilki
satu struktur batin yang sama. Inilah pula yang membedakan bahasa manusia
dengan bahasa binatang.
Sumber:
http://bebaslandas.blogspot.com/2008/11/struktur-luar-pengertian-struktur-luar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar