Setiap disiplin ilmu biasanya dibagi atas bidang-bidang
bawahan (subdisipin) atau cabang-cabang berkenaan dengan adanya hubungan
disiplin itu dengan masalah-masalah lain.
Mengingat bahwa objek linguistik, yaitu bahasa, merupakan
fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari segala kegiatan manusia
bermasyarakat. Dalam hal ini kami akan mengelompokkan nama-nama subdisiplin
linguistik berdasarkan :
1.
Objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu dapat
dibedakan adanya Linguistik Umum dan Linguistik Khusus.
2.
Objek kajiannya adalah bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang
masa. Dapat dibedakan adanya Linguistik Sinkronis, Diakronis, Deskriptif,
Historis Komparatif, dan Konstrasif.
3.
Objek kajiannya adalah stuktur internal atau bahasa berkaitan dengan
berbagai faktor diluar bahasa dibedakan
adanya linguistik Mikro dan Makro.
4.
Tujuan pengkajiannya untuk keperluan teori atau untuk tujuan terapan.
Bisa dibedakan Linguistik Teoritis dan Linguistik Terapan.
5.
Teori yang digunakan untuk menganalisis objeknya.
Penjelasan :
1.
Linguistik Umum adalah linguistik yang mengkaji kaidah-kaidah bahasa
secara umum. Pernyataan-pernyataan teoritis yang dihasilkan menyangkut bahasa
pada umumnya. Sedangkan Linguistik Khusus mengkaji kaidah-kaidah bahasa berlaku
pada bahasa tertentu.
Kajian Umum dan Khusus ini dapat dilakukan terhadap
keseluruhan sistem bahasa atau hanya satu tataran dari sistem bahasa itu.
2.
Lingusitik Sinkronis mengkaji bahasa pada masa yang terbatas. Studi
Linguistik Sinkronis biasa disebut juga Linguistik Deskriptif, karena berupaya
mendeskripsikan bahasa secara apa adanya pada masa tertentu dan saat itu juga.
Linguistik Diakronis berupaya mengkaji bahasa pada masa yang
tidak terbatas, bisa sejak awal kelahiran atau sampai zaman sekarang.
Kajian Linguistik Diakronis ini biasanya bersifat historis
dan komparatif. Oleh karena itu dikenal juga adanya Linguistik Historis
Kompratif. Tujuan Linguistik Diakronis ini untuk mengetahui sejarah struktural
bahasa serta dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya.
Linguistik Historis Komparatif juga membandingkan dua bahasa
atau lebih pada periode berbeda untuk menemukan persamaan dan perbedaan,
sehingga dapat menentukan kedekatan kekerabatan bahasa
Linguistik Kontrastif merupakan pembanding bahasa-bahasa
namun hanya pada satu periode tertentu saja.
3.
Linguistik Mikro mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu
bahasa tertentu atau struktur internal pada umumnya. Linguistik Mikro memiliki
sifat yang lebih sempit dibanding Linguistik Makro. Sejalan adanya subsistem
bahasa, dalam Linguistik Mikro ada subdisiplin Linguistik seperti : Fonologi,
Morfologi, Sintaksis, Semantik, dal Leksikologi. Ada juga yang menggabungkan
Semantik dengan Leksikologi menjadi Leksikosemantik dan menggabungkan Morfologi
dan Sintaksis menjadi Morfosintaksis.
Fonologi menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara
terjadinya, dan fungsi dalam sistem kebahasaan menyeluruh.
Morfologi menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya serta
cara pembentukannya.
Sintaksis menyelidiki satuan-satuan kata dan satuan-satuan
lain diatas kata, hubungan satu dengan lainnya, serta cara penyusunannya
menjadi satuan ujaran.
Semantik menyelidiki leksikon atau kosakata suatu bahasa
dari berbagai aspek.
Lingustik Makro menyelidiki bahasa berkaitan dengan
faktor-faktor diluar bhasa, Linguistik Makro memiliki sifat yang lebih luas.
Bahasa digunakan untuk melihat bahasa dengan sudut pandang dari luar
kebahasaan. Karena banyaknya masalah yang terdapat diluar bahasa, maka
subdisiplin Makro ini, yaitu seperti Sosiolinguistik, Psikolinguistik,
Antropolinguistik, Etnolinguistik, Stilistika, Fiologi, Dialektologi, Filsafat
Bahasa, dan Neurolinguistik. Semuanya bersifat teoritis dan juga terapan.
Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistic yang
mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Dalam
sosiolinguistik ini, antara lain, dibicarakan pemakai dan pemakaian bahasa,
tempat pemakaian bahasa, tata tingkat bahasa, pelbagai akibat adanya kontrak
dua buah bahasa atau lebih, dan ragam serta waktu pemakaian ragam bahasa itu.
Sosiolinguistik ini merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan
linguistik.
Psikolinguistik adalah subdisiplin Linguistik mempelajari
hubungan bahasa dengan perilaku dan akal budi manusia, termasuk kemampuan
berbahasa itu diperoleh. Psikolinguistik merupakan ilmu interdisipliner antara
psikologi dan linguistik.
Antropolinguistik adalah subdisiplin Linguistik mempelajari
hubungan bahasa, budaya, dan pranata budaya manusia. Antropolinguistik
merupakan ilmu interdisipliner antara Antropologi dan Linguistik.
Stilistika adalah subdisiplin Linguistik mempelajari bahasa
yang digunakan dalam bentuk karya sastra. Stilistika adalah ilmu
intertdisipliner antara linguistik dan ilmu susastra.
Filologi mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata, dan
sejarah suatu bangsa dalam bahan-bahan tertulis. Bahan atau teks yang dikaji
biasanya adalah naskah kuno yang dimiliki suatu bangsa. Filologi merupakan ilmu
interdisipliner antara linguistik, sejarah, dan kebudayaan.
Filsafat Bahasa mempelajari kodrat hakiki dan kedudukan
bahasa sebagai kegiatan manusia, dasar-dasar konseptual dan teoritis
Linguistik.
Dialektologi adalah subdisipin linguistic yang mempelajari
batas-batas dialek dan bahasa-bahasa dalam suatu wilayah tertentu. Dialektologi
merupakan ilmu interdisipliner antara linguisyik dan geografi.
4.
Berdasarkan tujuan, Linguistik
Teoritis berusaha mengadakan penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa,
atau juga terhadap hubungan bahasa dengan faktor-faktor yang berada di luar
bahasa hanya untuk menemukan kaidah-kaidah yang berlaku dalam objek kajiannya
itu. Jadi, kegiatannya hanya untuk kepentingan teori belaka. Berbeda dengan
Linguistik Teoritis, maka Linguistik Terapan berusaha mengadakan penyelidikan
terhadap bahasa atau hubungan bahasa dengan faktor-faktor di luar bahasa untuk
kepentingan memecahkan masalah-masalah praktis yang terdapat di dalam
masyarakat. Misalnya, penyelidikan Linguistik untuk kepentingan pengajaran
bahasa, penyusunan buku ajar, penerjemahan buku, penyusunan kamus, pembinaan
bahasa nasional, penelitian sejarah,
pemahaman terhadap karya sastra, dan juga penyelesaian masalah politik.
Pada saat ini penyelidikan Linguistik memang lebih banyak
dilakukan untuk keperluan terapan ini.
5.
Di luar bidang yang sudah dibicaraka di atas masih ada bidang lain,
yaitu menggeluti sejarah Linguistik. Bidang sejarah Linguistik ini berusaha
menyelidiki perkembangan seluk beluk ilmu Linguistik itu sendiri dari masa ke
masa, serta mempelajari pengaruh ilmu-ilmu lain, dan pengaruh berbagai pranata
masyarakat (seperti kepercayaan, adat istiadat, pendiidikan, dan sebagainya)
terhadap Linguistik sepanjang masa.
Dari uraian di atas kita lihat luasnya bidang, cabang, atau subdisiplin Linguistik itu. Ini terjadi
karena objek Linguistik itu, yaitu bahasa, memang mempunyai jangkauan hubungan
yang sangat luas di dalam kehidupan manusia. Boleh dikatakan tidak ada kegiatan
manusia yang tidak melibatkan bahasa itu. Bisa saja muncul kegiatan baru dalam
kegiatan manusia akan muncul lagi cabang Linguistik baru. Dulu sebelum ada
kegiatan dengan komputer belum ada cabang Linguistik yang disebut
Mekanolinguistik atau Linguistik Komputer. Entah cabang Linguistik apa pula
yang akan muncul pada masa yang akan datang.
Karena luasnya cabang atau bidang Linguistik, maka jelas tak
aka nada yang bias menguasai semua cabang atau bidang Linguistik itu. Apalagi
bagi pemula seperti kita. Tetapi anda tidak perlu khawatir, sebab meskipun
cabang atau bidang Linguistik itu sangat luas, yang dianggap inti dari ilmu
Linguistik itu hanyalah yang berkenaan dengan struktur internal bahasa, atau
cabang-cabang termasuk kelompok Linguistik Mikro di atas. Cabang atau bidang
manapun yang kemudian akan kita geluti secara intensif dan mendalam. Mau tidak
mau harus mulai dengan cabang-cabang yang termasuk Linguistik Mikro itu.
Sumber:
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Sumber:
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar